Diambil sepenuhnya dari PTK karya NURHAYATI S.Pd :
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mutu
pendidikan merupakan fokus perhatian dalam rangka memperbaiki kwalitas
Sumber Daya Manusia ( SDM ). Berbagai upaya untuk meningkatkan kwalitas
pendidikan terus menerus dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga pendidikan
maupun masyarakat diantaranya dilakukannya upaya-upaya inovasi dibidang
pendidikan dalam pembelajaran.
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Dimasa yang akan datang
peserta didik akan menghadapi tantangan beryarat karena kehidupan masyarakat
global selalu mengalami perubahan setiap saat. Karena itu pelajaran IPS
dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang
dinamis.
Bahan pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan
keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Dan
salah satu tujuan mata pelajaran IPS dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
( KTSP ) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan dasar untuk berfikir
logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
Proses
belajar mengajar pelajaran IPS di Sekolah Dasar dilaksanakan tergantung pada kondisi sekolah, baik media
pembelajaran, model pembelajaran, atau metode
pembelajarannya. Secara umum pembelajaran masih disampaikan secara konvensional
atau ceramah dan diskusi saja. Hanya sedikit guru yang menggunakan model-model
pembelajaran yang bervariasi dan dapat
menarik minat siswa untuk belajar. Semua itu terkendala dengan media
pembelajaran dan pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran. Guru hanya
sepenuhnya mengandalkan pada buku paket yang bersumber dari Dinas Pendidikan
atau Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, atau buku teks lainnya.
Materi
IPS yang begitu luas serta jam belajar
yang hanya 3 jam pelajaran dalam satu minggu juga mempengaruhi pencapaian
tujuan pembelajaran IPS. Sehingga proses pembelajaran masih didominasi oleh
guru. Dan siswa pun tidak termotivasi
untuk aktif bertanya, dan melakukan kegiatan dalam pembelajaran IPS yang
sifatnya banyak hafalan, dan materi yang terus berubah dan berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman.
Meskipun masalah pendidikan yang begitu kompleks, namun pada akhirnya dalam kondisi tertentu semua itu akan bermuara pada
peranan guru dalam menarik semua komponen pendidikan secara harmonis, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Salah satu komponen
peningkatan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan model-model atau
metode-metode pembelajaran yang aktif dan kooperatif sehingga menarik minat
belajar siswa.
Penggunaaan
model-model pembelajaran dengan metode pembelajaran yang aktif dan kooperatif sehingga menarik
dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain guru menguasai
materi pembelajaran dengan baik, metode pembelajaran pun mempengaruhi motivasi
belajar siswa, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Rendahnya kemampuan siswa bertanya dalam
pembelajaran IPS dan hasil belajar yang
diperoleh pun kurang maksimal. Hanya sekitar 20 %,siswa pun yang mau bertanya ,
dan hanya 20 % siswa yang menjawab pertanyaan guru secara perorangan,
Hasil belajar pun masih banyak yang di
bawah rata-rata hasil belajar siswa sekitar 48%. Dan diperoleh temuan mengenai
sikap siswa terhadap proses pembelajarn Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), siswa
mengalami kejenuhan karena pembelajaran tidak menarik karena guru tidak
menggunakan metode yang menarik dan bervariasi, guru kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan akhirnya pembelajaran siswa pun
tidak bermakna.
Berdasarkan
permasalahan yang diuraikan tersebut, maka perlu kiranya dilakukan penelitian tindakan
kelas dilakukan.ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka peneliti
mencoba melakukan penelitian dengan mengajukan judul “ Upaya Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing pada
Pembelajaran IPS di SDN Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apakah model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran
IPS tentang Globalisasi di SDN Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor ?
2.
Bagaimanakah metode
pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran IPS tentang Globalisasi ?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS.
2.
Tujuan Khusus
Meningkatkan
motivasi belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Bagi Peneliti (
Guru )
a.
Mengembangkan ilmu yang
dimiliki tentang Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan model pembelajaran Snowball Throwing.
b.
Berbagi ilmu dan
pengalaman dengan para pembaca.
2.
Manfaat Bagi Siswa
a.
Meningkatkan kemampuan
bertanya dengan menggunakan model pembelajaran snowball Throwing.
b.
Meningkatkan motivasi
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.
3.
Manfaat Bagi Sekolah
a.
Sebagai tempat untuk
melakukan pengembangan ilmu penelitian
dengan
tujuan meningkatkan mutu seorang pendidiknya.
b.
Meningkatkan kwalitas
mutu pendidikan para siswa di lembaga sekolah ini.
E.
Definisi
Operasional
Untuk
memperjelas tentang judul penelitian ini,maka penulis akan menegaskan kembali
dan memberi arahan tentang apa yang akan diteliti.
1.
Pengertian Motivasi
Belajar
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam
motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar ( Dr. Dimyati
dan Drs. Mudjiono, 2006 :80).
Hakekat
motivasi balajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah
proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama.(Agus supriyono, 2009: 1630).
2.
Model Pembelajaran Cooperatif
Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita lie, model
pembelajaran ini didasarkan pada falsafah homo homoni socius. Berlawanan dengan
teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Dialog interaktif ( interaksi sosial) adalah kunci dari semua
kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan
bersama.
3.
Model Pembelajaran
Cooperatif Snowball Throwing
Model pembelajaran Snowball Throwing pada
hakekatnya metode pembelajaran aktif
untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya.
4.
Pengertian IPS
IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga negara dunia yang
cinta damai.(KTSP SD , 2006:1)
KAJIAN
PUSTAKA
A.
KAJIAN
TEORI
1. Hakekat Motivasi
Belajar Siswa
a. Pengertian Motivasi
Abraham
H. Maslow dengan teori motivasi-nya mengemukakan ada lima tingkatan kebutuhan
manusia secara berjenjangan : 1). phisik : sandang, pangan, dan papan ; 2).
rasa dan jaminan ; tidak ada kekhwatiran akan dikeluarkan dari tempat kerja
sewaktu-waktu ; 3). kasih sayang dan kebersamaan ; 4). penghargaan dan
pengakuan ; dan 5). aktualisasi diri. ( David dan Newstorm, 1990:68-71; Hersey
& Blanchard ,1993: 33-38 ; French,
1986: 113-114 ). Dikatakan bahwa umumnya kebutuhan yang lebih tinggi
tingkatannya akan muncul setelah kebutuhan pada tingkat sebelumnya terpenuhi/
terpuaskan. David Mc. Clelland ( French,1986:115-116; Wexley,1991:227-231)
dengan Three N yaitu : 1) needs for achievement ; 2) needs for fower ; 3) needs
for afiliations. Orang butuh berprestasi, kekuasaan dan afiliasi. Hasil
penelitian David Mc. Clelland menunjukkan bahwa kebutuhan berprestasi merupakan
kebutuhan manusia yang nyata, yang dapat dibedakan dengan yang lain, dan
memerlukan motivasi yang cukup tinggi.
Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku
manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan
yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar ( Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono, 2006 :80).
Ada tiga komponen utama
dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, (iii) tujuan. Kebutuhan
terjadi bila individu merasa ada tidak ada ketidakseimbangan antara apa yang ia
miliki dan apa yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Tujuan adalah hal yang ingin
dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal
ini perilaku belajar ( Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono,2006 : 80-81).
Frederich
Herzberg ( French,1986:116-117 ; Hersey dan Blanchard,1993 : 69-74) menjelaskan
bahwa ada faktor motivator yang bersifat langsung dan faktor hygiene yang
bersifat tidak langsung, yang berkaitan dengan motivasi.
Faktor-faktor
motivator : prestasi, pengakuan, tanggungjawab. Faktor-faktor hygiene :
kebijakan organisasi, pengawasan, gaji, hubungan interpersonal, dan kondisi
kerja. Hersey dan Blanchard(1986: 68-74) kaitannya dengan kerangka motivasi dan
tujuan menjelaskan keterkaitanteori maslow dan Herzberg. Maslow
mengidentifikasi kebutuhan atau motif yang ada pada seseorang dalam melakukan
kegiatan, sedangkan Herzberg pada kepuasan kegiatan ( prestasi ) yang akan
memotivasi seseorang dalam melakukan kegiatannya. Kebuthan penghargaan,
pengakuan, aktualisasi diri pada hirarki Maslow merupakan motivator-nya
Herzberg, sedangkan kebutuhan fisiologis, rasa aman, dan jaminan, cinta kasih,
dan kebersamaan, serta sebagian kebutuhan penghargaan dan pengakuan pada
hierarki Maslow, identik dengan faktor hygiene-nya Herzberg.
b. Arti Penting Motivasi
Belajar
Belajar merupakan tindakan perilaku
siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya tau tidak terjadinya proses belajar.
Prose belajar terjadi bekat sisw memperoleh sesuatau yang ada dilingkungan
sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa beupa keadaan alam, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar
yang tampak dari luar. Apakah hal-hal di luar siswa yang menyebabkan belajar
juga sukar ditentukan ? Oleh karena itu beberapa ahli mengemukakan pandangan
yang berbeda tentang belajar.
Menurut Dimyati &
Mujdiono (2006:9-10) Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.
Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia
tidak belajar maka responnya menurun.
Gagne mengatakan belajar merupakan yang kompleks. Hasil belajar berupa
kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan,sikap,
dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari
lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajaran. Dengan
demikian, belajar adalah seperangkat kognitif yang merubah sifat stiimulasi
lingkungan, melewati pengelolaan informasi, menjadi kapabilitaras baru.(Dimyati,2009:9-10).
Menurut Agus Supriyono
(2009:3) Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang
dilandasi tujuan tertentu Sementar
itu Yusnandar & Zulkifli (2003:3) mengemukakan tentang belajar, menurut
mereka :
1.
Belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku seseorang baik yang bersikap jasmaniah, intelektual, dan
sikap sebagai hasil dari pengalaman.
2.
Belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku melalui latihan (pendidikan)
3.
Belajar adalah proses
perubahan perilaku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan,
dan penilaian tentang pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan.
Hakekat
motivasi balajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah
proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya
perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama.(Agus supriyono, 2009: 1630).
Indikator motivasi
belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifikikasikan sebagai berikut :
1.
Adanya hasrat dan
keinginan berhasil.
2.
Adanya dorongan dan kebutuhan
belajar.
3.
Adanya harapan dan
cita-cita masa depan.
4.
Adanya penghargaan
dalam belajar.
5.
Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar
6.
Adanya lingkungan
belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan
baik.
Menurut
Agus Supriyono,( 2009: 163).Motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan
belajar. Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi :
1.
Mendorong peserta didik
untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan
belajar.
2.
Menentukan arah
kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi
belajar memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuan pembelajaran.
3.
Menyeleksi kegiatan
pembelajaran, yakini menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan
yang sesuai guna mencapai tujan pembelajaran dengan menyeleksi
kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.
Motivasi belajar
penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa motivasi belajar adalah sebagai berikut
: (1) Menyadarkan kedudukan awal belajar, proses, dan hasil akhir, (2)
Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman
sebaya,(3) Mengarahkan kegiatan belajar, (4) Membesarkan semangat belajar, (5)
Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja ( di
sela-sela adanya istirahat atau bermain) yang berkesinambungan ; individu
dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehinggga dapat berhasil.
Motivasi
belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman
tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai
berikut : (1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil.(2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di
kelas bermacam-macam ; ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan
perhatian, dan ada yang bermain, di
samping yang bersemangat untuk belajar.(3) meningkatkan dan menyadarkan
guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat,
fasilitatator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau
pendidik. (4) Memberi peluan guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. (Agus
Supriyono, 2009 : 85-86).
2. Model Pembelajaran
Cooperatif Snowball Throwing
a. Model
Pembelajaran Cooperatif
Model
pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. ( Agus Supriyono, 2009 :
46 ).
Model Pembelajaran
adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi
pencapaian kompetensi peserta didik dengan pendekatan, metode, dan teknik
pembelajara.(Diklat/Bimtek KTSP Depdiknas
;2009: 4).
Ciri-ciri
model pembelajaran yang baik (Diklat/Bimtek KTSP Depdiknas,2009:8) :
·
Adanya keterlibatan
Intelektual-emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis,
berbuat, dan pembentukan sikap.
·
Adanya keikutsertaan peserta didik secara
aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran
·
Guru bertindak sebagai fasilitator,
koordinator, mediator, dan motivator kegiatan belajar peserta didik
·
Penggunaan berbagai metode, alat, dan media
pembelajaran.
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu
model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran
Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok
yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok
(Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung
jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses
kelompok.
Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita lie, model
pembelajaran ini didasarkan pada falsafah homo homoni socius. Berlawanan dengan
teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Dialog interaktif ( interaksi sosial) adalah kunci dari semua kehidupan sosial.
Tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Pembelajaran
kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur
dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan
pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan : (1) “memudahkan siswa
belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti, fakta, keterampilan, nilai, konsep,
dan bagaimana hidup serasi dengn sesama ; (2) pengetahuan, nilai, dan
keterampilan diakui oleh mereka yang berkompetensi.
(Agus
Supriyono, 2009 :58 ) Roger dan david johnson mengatakan bahwak tidak semua
belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan.
Lima unsur tersebut adalah :
1.
Positive
interdependence ( saling ketergantungan positif ).
2.
Personal
responbility ( tanggung jawab perseorangan).
3.
Face
to face promotive interaction ( interaksi promotif).
4.
Interpersonal
skill ( komunikasi antar anggota).
5.
Group
Processing ( pemrosesan kelompok).
Saling ketergantungan secara
positif, adalah sifat yang menunjukkan
saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif.
Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota
kelompok, karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi. Jadi
peserta didik berkolaborasi bukan berkompetensi.
Akuntabilitas
individu, yaitu, bahwa setiap individu di dalam kelompok mempunyai
tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok,
sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap
anggota.
Keterampilan sosial, meliputi seluruh kehidupan
sosial, kepekaan sosial dan mendidik peserta didik untuk menumbuhkan
pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan
ini mengajarkan peserta didik untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan
menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran
sosial.
Proses bekerja dalam kelompok, proses perolehan jawaban
permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama.
Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa
prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial.
b. Model Pembelajaran
Cooperatif Snowball Throwing
Ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metode
mengajar, prinsip tersebut terutama berkaitan dengan faktor perkembangan
kemampuan siswa.
Menurut Udin S. Winataputra (2005:44)
metode mengajar yang harus diperhatikan diantaranya :
1)
Metode mengajar harus
memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu (curiosity) siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran.
2)
Metode mengajar harus
memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam
aspek seni.
3)
Metode mengajar harus
memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah
4)
Metode mengajar harus
memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran
5)
Metode mengajar harus
memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (berinkuiri) terhadap sesuatu topik
permasalahan
6)
Metode mengajar harus
memungkinkan siswa mampu menyimak
7)
Metode mengajar harus
memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (independent study)
8)
Metode mengajar harus
memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerjasama (cooperatif learning)
9)
Metode mengajar harus
memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar.
Model Pembelajaran Snowball Throwing pada hakikatnya
metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap
materi yang dipelajarinya.
Langkah
– langkah Metode Pembelajaran Aktif Snowball Throwing :
1.
Guru menyampaikan
materi yang akan disajikan.
2.
Guru membentuk
kelompok-kelompok dan memanggil masing- masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi.
3.
Masing-masing ketua
kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya.
4.
Kemudian masing-masing
siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5.
Kemudian kertas yang
berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke
siswa yang lainnya selama + 15 menit.
6.
Setelah siswa dapat
satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian.
7.
Evaluasi.
8.
Penutup.
3. Hakikat Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran
adalah suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa dengan
didasarkan pada berbagai aspek, baik menyangkut aspek konsep hakikat
pembelajaran, maupun ketentuan-ketentuan yuridis formal yang mengatur
pelaksanaan pendidikan pada umumnya dan pembelajaran secara lebih khusus.
Implikasi
dari pembelajaran menurut Dadang Sukirman & Nana Jumhana (2007:7) sebagai
berikut :
1)
Belajar tidak hanya
sekedar menghafal, akan tetapi siswa harus membangun pengetahuannnya
2)
Hasil belajar tidak
hanya cukup untuk memenuhi konsumsi pengetahuan (kognitif) saja akan tetapi
harus direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (aplikasi)
3)
Dalam belajar siswa
harus mengalami sendiri, dan bukan hanya sebagai penerima dari pemberian orang
lain (guru). Oleh karena itu proses pembelajaran harus membiasakan siswa
terlibat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan
4)
Pembelajaran harus
membiasakan siswa banyak berinteraksi dengan sumber-sumber pembelajaran atau
lingkungan pembelajaran secara luas dan bervariasi serta tidak hanya oleh ruang
kelas saja
5)
Pembelajaran harus
memposisikan siswa sebagai subjek pembelajaran yang aktif untuk melakukan
aktivitas belajar dimana guru sebagai fasilitator pembelajarannya.
b. Pengertian Pelajaran
IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies) merupakan kajian
tentang manusia, kajian interaksi antara manusia yang satu dengan lainnya. IPS
merupakan kajian secara terintegrasi tentang ilmu-ilmu sosial dan humaniora
untuk meningkatkan kompetensi kewarganegaraan (civic). Ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi di dalamnya adalah
antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filosofi, ilmu
politik, psikologi, agama dan sosiologi. IPS berhubungan langsung dengan
kebutuhan dasar manusia akan sandang, pangan , papan, harta milik, keamanan,
kenyamanan dan impian (Ellis, Arthur K. 1998:2-7).
Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB
sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta
didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, serta warga negara dunia yang cinta damai.(KTSP SD , 2006:1)
Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di
tingkat Sekolah Dasar (SD), meliputi bahan kajian: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan
masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980;20).
c.
Fungsi
Pelajaran IPS
Mata
pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.(KTSP SD,2006)
Mata pelajaran IPS disusun secara
sistematis, konferehensif, dan terpadu dalam kehidupan masyarakat. Dengan
pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang
lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
d. Tujuan Pelajaran IPS
Mata
Pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan sebagai berikut
(KTSP :2006) :
1)
Mengenal konsep-konsep
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2)
Memilki kemampuan dasar
untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3)
Memiliki komitmen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4)
Memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
e. Ruang Lingkup Pelajaran
IPS
Ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1)
Manusia, Tempat, dan
Lingkungan
2)
Waktu, Keberlanjutan,
dan Perubahan
3)
Sistem Sosial dan
Budaya
4)
Perilaku Ekonomi dan
Kesejahteraan.
B.
Kerangka
Berfikir
Keberhasilan
siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan
guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut pula untuk
paham tentang filosofis dari mengajar dan belajar itu sendiri. Belajar tidak
hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku
yang akan menjadi kepemilikan siswa.
Penggunaan metode, stategi, dan kelengkapan dalam
pengajaran adalah bagian dari kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru. Guru harus dapat menciptakan kondisi dan situasi, serta ketertarikan
siswa untuk belajar.
(Agus
Supriyono,2009: 162) Menurut Prastya
Irawan dkk. Mengutip hasil penelitian Fyan dan Maehr bahwa ada tiga faktor yang
memengaruhi prestasi belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau
konteks sekolah dan motivasi, maka faktor terakhir merupakan faktor yang paling
baik. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi.
Sehingga guru harus menggunakan metode-metode
pembelajaran yang menarik dan bervariasi sehingga dapat memotivasi siswa untuk
belajar. Dan menjadikan pembelajaran bermakna bagi siswa serta keberhasilan
siswa dalam pembelajaran pun akan optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Untuk
mencapai tujuan di atas, banyak hal yang harus dipenuhi dan diperhatikan dalam
mempengaruhi proses belajar siswa yaitu dari berbagai faktor, baik guru secara
langsung maupun tidak langsung. Di dalam penelitian yang dilakukan di SDN
Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor, penulis menemukan permasalahan
yang sangat menarik untuk diteliti, yaitu motivasi belajar siswa yang rendah
sehingga hasil belajar pun kurang memuaskan.
Penyebabnya
adalah siswa kurang tertarik, bosan, dan jenuh terhadap pembelajaran IPS.
Karena pembelajaran IPS yang sifatnya banyak hafalan, dalam menyampaikan materi
pembelajaran pun guru masih menggunakan metode tradisional ( ceramah,tanya
jawab,dan hanya mencatat saja), guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif dan diskusi yang
dilakukan siswa pun belum terarah kepada kegiatan siswa yang bermakna dalam pembelajaran,
siswa masih banyak yang bercanda, bermain, dan tidak fokus pada kegiatan yang
dilakukan.
Untuk
itu seorang guru inisiatif harus berinisiatif dan kreatif untuk menyiapkan
metode pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan diajarkan, agar
pembelajaran yang dilakukan siswa menjadi aktif, kreatif,dan menimbulkan rasa
ingin tahu pada siswa serta bermakna
bagi siswa
Salah
satu metode yang peneliti anggap paling tepat untuk masalah di atas adalah
metode pembelajaran Snowball Throwing. Dengan metode Snowball Throwing, siswa
diberikan kesempatan untuk aktif, saling bekerjasama dengan siswa lain dalam
menerima materi pelajaran, dan siswa diberi kesempatan untuk aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan secara perorangan.
C.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan uraian kajian teoritis dan
kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai
berikut :
“ Dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing pada Pembelajaran IPS Kelas VI materi globalisasi , maka motivasi belajar siswa di SDN Leuwiranji
04 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor akan meningkat”.
BAB
III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau classroom action
research. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian Kemmis & Mc Taggart.
B.
Setting
Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada semester
genap pada tahun pelajaran 2010/2011. Mulai bulan Februari sampai April 2011.
2. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN
Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.
C.
Subyek
Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VI SDN Leuwiranji 04
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor . Dengan jumlah 12 laki-laki orang dan perempuan 4 orang.
D.
Sumber
Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber
data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN
Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin kabupaten Bogor. Data siswa yang diambil berupa
tes hasil belajar, keaktifan siswa dan inertaksi antara guru dengan siswa dalam
proses belajar mengajar serta kegiatan guru.
2. Teknik Pengumpulan Data
2.1.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara :
a.
Tes evaluasi
b.
Observasi
2.2.
Alat Pengumpulan Data
Alat
pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa :
a.
Butir soal tes evaluasi
b.
Lembar observasi siswa
c.
Lembar observasi guru
d.
Lembar Kerja Siswa
E.
Instumen
Penelitian
Instrumen
penelitian PTK berupa lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa, dan
soal-soal tes siswa.
F.
Teknik
Analisis Data
Data
hasil observasi dianalisa bersama-sama dengan mitra kolaborasi, kemudian
ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru.
Hasil
belajar siswa (evaluasi) dianalisis sesuai ketentuan belajar siswa.
Hasil
motivasi siswa dianalisis berdasarkan deskrifsi kualitatif sesuai dengan
kriteria penilaian dalam motivasi siswa.
G.
Tahap-tahap
Penelitian Siklus I dan Siklus II (dilakukan sesuai hasil refleksi siklus I )
Penelitian
tindakan kelas dengan alur atau tahapan (perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi) disajikan dalam dua siklus sebagai berikut.
Perencanaan Siklus I meliputi :
1.
Menyusun RPP dan
perangkat lainnya seperti LKS, gambar-gambar.
2.
Menyiapkan lembar soal
post test siswa.
3.
Menyiapkan lembar
observasi guru.
4.
Menyiapkan lembar
pengamatan diskusi kelompok.
Penyusunan siklus II meliputi :
1.
Menyusun RPP perbaikan
setelah melakukan siklus I.
2.
Menyiapkan lembar soal
post test siswa.
3.
Menyiapkan Lembar
observasi guru.
4.
Menyiapkan lembar
pengamatan motivasi siswa dalam bertanya.
H.
Jadwal
Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan Pebruari 2011 sampai
April 2011.
NO
|
RENCANA
KEGIATAN
|
FEBRUARI
|
MARET
|
APRIL
|
|||||||||
MINGGU
KE-
|
MINGGU
KE-
|
MINGGU
KE-
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
PERENCANAAN
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
PELAKSANAAN
A. Siklus
I
a.
Perencanaan
b.
Tindakan
c.
Observasi
d.
Refleksi
B. Siklus
II
a.
Perencanaan
b.
Tindakan
c.
Observasi
d.
Refleksi
|
√
|
√
√
√
√
|
√
√
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
PENYUSUNAN
LAPORAN
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
I. Peneliti
Nama : Nurhayati,S.Pd
NIP : 197707131999032006
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Juli 1977
Pangkat/Gol/Ruang : Penata Muda TK I/ III B
Tempat Tugas : SDN. Leuwiranji 01
Kecamatan Rumpin
Kabupaten Bogor
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
Berdasarkan
kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiapsiklus, sebanyak dua siklus dalam penelitian
tindakan kelas ini sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran IPS Kelas VI dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Snowball Throwing tergambar pada laporan hasil pembahasan yang diuraikan
sebagai berikut:
1. Siklus I
a.
Perencanaan
Pembelajaran
Pembelajaran
siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada
materi globalisasi. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat
menjelaskan pengertian globalisasi dan siswa dapat menjelaskan peranan
Indonesia pada era globalisasi. Waktu pembelajaran untuk siklus I dilakukan
selama satu kali pertemuan (3x35 menit) termasuk post test. Perencanaan
pembelajaran sebagai berikut:
1)
Sebelum pembelajaran
dimulai guru menyampaikan materi yang akan disajikan agar siswa lebih siap
menghadapi pelajaran baru.
2)
Guru menugaskan siswa untuk membaca buku paket hal
91-100
3)
Guru menugaskan siswa
membuat pertanyaan pada selembar kertas, yang kemudian kertas pertanyaan
tersebut dbuat bola salju lalu dilemparkan kepada temannya.
4)
Siswa yang mendapatkan
bola salju yang berisikan pertanyaan langsung menjawab pertanyaan dari temannya
5)
Guru menugaskan siswa
untuk membacakan pertanyaan dan jawabannya, kemudian guru memberikan
penghargaan kepada siswa yang membuat
dan menjawab pertanyaan dengan benar.
6)
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami.
7)
Kegiatan diakhiri
dengan mengerjakan evaluasi yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus I dilaksanakan sesuai
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu mengenai pengertian globalisasi
dan peranan Indonesia dalam globalisasi. Pelaksanaan Siklus I dilakukan pada
hari kamis, 08 Pebruari 2011 pada jam
pelajaran ke- 5,6, dan 7 dengan alokasi waktu 3x35 menit.
c.
Hasil Observasi
Tindakan Siklus I
1)
Hasil Pengamatan
Kegiatan Siklus I
Hasil pengamatan yang diperoleh
dari siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel
4.1
Hasil
Pengamatan Kegiatan Siklus I.
No.
|
Aspek Penilaian
|
Rata-rata
skor yang diamati
|
1.
|
Kwalitas
Pertanyaan
|
2,50
|
2.
|
Kwalitas
Jawaban
|
2,50
|
3.
|
Menghargai
pendapat teman
|
2,50
|
4.
|
Ketepatan
waktu
|
2,50
|
5.
|
Keberanian
mengungkapkan pendapat
|
2,00
|
6.
|
Keberanian
bertanya
|
2,00
|
7.
|
Menjelaskan
materi ke kelompok
|
2,00
|
|
Jumlah
|
16,00
|
|
Rata-rata
|
2,29
|
Hasil
pengamatan kegiatan berdasarkan tabel di
atas maka, kegiatan siswa pada sikulus I belum mencapai maksimal dilihat dari
rata-rata hanya 2,29.
2)Hasil
Belajar Siswa Siklus I
Di
bawah ini adalah hasil nilai post test yang dicapai siswa dalam kegiatan siklus
I.
Tabel
4.2
Hasil
Post Test pada Siklus I
No.
|
Nama Siswa
|
Skor
Nilai
|
1.
|
Akbar
Ferdiansyah
|
80
|
2.
|
Amelia
Wijaya
|
70
|
3.
|
Asep
Maulana Akbar
|
80
|
4.
|
Eky
Prasetyo
|
60
|
5.
|
Fajar
Topik Hidayat
|
70
|
6.
|
Ilham
Ramadhan
|
70
|
7.
|
Lutfhi
Kamal
|
70
|
8.
|
M.
Yusuf Mutaqin
|
70
|
9.
|
Muhammad
Nur Iman
|
80
|
10.
|
Oki
Hadiansyah
|
50
|
11.
|
Restu
Badriatul Insan
|
90
|
12.
|
Rio
Fadilatulail
|
90
|
13.
|
Riska
Piliyaningsih
|
80
|
14.
|
Sahrul
Romadhona
|
90
|
15.
|
Siti
Komalasari
|
50
|
16.
|
Siti
Nurmayunita
|
80
|
|
Jumlah
|
1180
|
|
Rata-rata
|
73,75
|
Berdasarkan hasil belajar di
atas, maka nilai terendah diperoleh nilai 50, sedangkan nilai tertinggi 90.
Dengan nilai rata-ratanya 73,75. Dengan demikian dilihat secara individu ada 1 siswa
yang belum mencapai KKM, jika dilihat dari rata-rata kelas sudah mencapai KKM
SDN Leuwiranji 04.
d.
Hasil Refleksi Tindakan
Siklus I
a.
Hanya ada 3 siswa yang
berani bertanya,dan hanya 4 orang siswa yang berani menjawab secara perorangan
selebihnya dijawab hanya secara klasikal saja.
b.
Ketika melakukan kerja
kelompok siswa terlihat ribut dan bingung, karena tidak mengerti tugas yang
harus dikerjakan, dan kelompok tidak terorganisir dengan baik.
c.
Guru belum memahami betul langkah-langkah model
pembelajaran Snowball Throwing, sehingga kegiatan tidak terarah dan tidak sesuai
skenario pembelajaran.
d.
Waktu dalam
pembelajaran perlu diefektifkan lagi.
e.
Ketika guru menyampaikan
materi siswa kurang memerhatikan penjelasan guru.
2. Siklus II
a.
Perencanaan
Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran pada siklus
II berdasarkan hasil observasi dan refleksi tindakan siklus I. Masalah yang
timbul pada siklus I menjadi acuan perbaikan perencanaan pembelajaran pada
siklus II. Dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) perbaikan
tindakan siklus II.
Pembelajaran pada siklus II
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing, pada materi dampak
globalisasi. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah siswa dapat
menyebutkan contoh dampak positif dan dampak negatif globalisasi. Waktu
pembelajaran dilakukan dalam satu pertemuan 3 x 35 menit, termasuk pelaksanaan
post test. Pelaksanaan Pembelajaran diuraikan sebagai berikut :
1)
Guru menyampaikan
materi yang akan disajikan
2)
Guru membentuk
kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi.
3)
Masing ketua kelompok
kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang
disampaikan oleh guru kepada temannya.
4)
Kemudian masing-masing
siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5)
Kemudian kertas yang
berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola/ satu pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
6)
Lalu siswa mengerjakan
evaluasi yang harus dikerjakan masing-masing.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II
dilaksanakan pada hari kamis,17 Februari 2011 sesuai dengan perencanaan
pembelajaran perbaikan selama 3 x35 menit pada jam pelajaran ke- 5,6, dan 7.
c.
Hasil Observasi siklus II
1)
Hasil Pengamatan
Tindakan Siklus II
Hasil
pengamatan kegiatan yang diperoleh pada siklus II adalah sebagai
berikut :
Tabel
4.3
Hasil
Pengamatan Kegiatan Siklus II
No.
|
Aspek Penilaian
|
Rata-rata
skor yang diamati
|
1.
|
Kwalitas
Pertanyaan
|
3,60
|
2.
|
Kwalitas
Jawaban
|
3,60
|
3.
|
Menghargai
pendapat teman
|
3,40
|
4.
|
Ketepatan
waktu
|
3,70
|
5.
|
Keberanian
mengungkapkan pendapat
|
3,50
|
6.
|
Keberanian
bertanya
|
3,50
|
7.
|
Menjelaskan
materi ke kelompok
|
4,00
|
|
Jumlah
|
25,30
|
|
Rata-rata
|
3,61
|
Dengan melihat hasil pengamatan
kegiatan pada siklus II mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 2,21 pada siklus I menjadi 3,61pada siklus II.
2)
Hasil Belajar Siklus II
Di bawah ini adalah hasil nilai
post test yang dicapai oleh siswa pada siklus
II.
Tabel
4.4
Hasil
Post Test Siklus II
No.
|
Nama Siswa
|
Skor
Nilai
|
1.
|
Akbar
Ferdiansyah
|
93
|
2.
|
Amelia
Wijaya
|
83
|
3.
|
Asep
maulana Akbar
|
90
|
4.
|
Eky
Prasetyo
|
70
|
5.
|
Fajar
Topik hidayat
|
90
|
6.
|
Ilham
Ramadhan
|
80
|
7.
|
Lutfhi
Kamal
|
83
|
8.
|
M.
yusuf Mutaqin
|
83
|
9.
|
Muhamad
Nur Iman
|
90
|
10.
|
Oki
hadiansyah
|
70
|
11.
|
Restu
Badriatul Insani
|
100
|
12.
|
Rio
fadilatulail
|
100
|
13.
|
Riska
Piliyaningsih
|
80
|
14.
|
Sahrul
Romadhona
|
100
|
15.
|
Siti
Komalasari
|
66
|
16.
|
Siti
Nurmayunita
|
80
|
|
Jumlah
|
1358
|
|
Rata-rata
|
84,88
|
Hasil post test siklus II dengan nilai terendah 66 dan nilai tertinggi 100.
Dengan nilai rat-rata kelas 84,88.
Secara keseluruhan nilai post test pada siklus II mengalami peningkatan
baik secara individu maupun rata-rata kelas daripada siklus I. Dengan demikian hasil belajar siklus II sudah
melebihi KKM SDN Leuwiranji 04.
d.
Hasil Refleksi Tindakan
Siklus II
Hasil analisis peneliti dibantu oleh
observer pada siklus II ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.
Siswa sudah berani
mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum diketahui baik terhadap teman atau gurunya.
2.
Siswa menjawab pertanyaan guru secara klasikal
sudah berkurang, siswa sudah berani menjawab perorangan.
3.
Ketika guru menjelaskan
siswa memperhatikan dengan baik.
Sehingga
materi globalisasi dan dampak globalisasi dapat dipahami oleh siswa.
4.
Dalam penyampaian
materi pada kelompoknya siswa sudah terorganisir, sehinnga siswa tidak
melakukan kegiatan lain seperti bercanda, bermain, atau mengganggu temannya.
5.
Guru sudah memahami
langkah-langkah model pembelajaran Snowball Trhowing, sehingga kegiatan siswa
sudah terarah sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran.
6.
Waktu yang digunakan
dalam pembelajaran sudah efektif sesuai dengan skenario pembelajaran.
7.
Motivasi siswa dalam
pembelajaran IPS materi globalisasi dan dampaknya makin meningkat.
B. Pembahasan Hasil
Penelitian
1. Kegiatan Motivasi Siswa
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing.
Penelitian
yang dilaksanakan di kelas VI SDN Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin Kabupaten
Bogor yng diawali dengan refleksi guru peneliti untuk mengetahui motivasi
belajar siswa terhadap pelajaran IPS yang hasilnya kurang memuaskan, siswa
tidak termotivasi untuk bertanya atau menjawab pertanyaan dari teman atau guru,
serta hasil belajarpun kurang maksimal bagi sebagian siswa.
Penggunaan Model pembelajaran
Snowball Throwing, dengan kegiatan yang mengaktifkan seluruh peserta didik,
baik bekerja perorangan maupun kelompok sehingga membuat siswa merasa senang
dan tertarik pada pembelajaran IPS. Siswa termotivasi untuk saling bekerjasama
dalam kelompoknya. Dan siswapun termotivasi untuk bertanya ataupun menjawab
pertanyaan yang diawali dengan menulis pada selembar kertas yang pada akhirnya
siswa dapat mengungkapkannya secara lisan.
Data diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan pada kegiatan untuk meningkatkan motivasi siswa dengan
menggunakan model pembelajaran snowball Throwing.
Berdasarkan tabel di bawah ini
diperoleh bahwa aktifitas siswa mengalami perubahan positif dari setiap
siklusnya. Rata-rata skor aktifitas siswa dapat digambarkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Kegiatan Siswa pada Pembelajaran kooperatif Snowball
Throwing Siklus I dan siklus II
No.
|
Tindakan
|
Rata-rata
|
1.
|
Siklus
I
|
2,29
|
2.
|
Siklus
II
|
3,61
|
Tabel 4.6
Diagram
Rata-rata Kegiatan Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing Siklus
I dan II
Berdasarkan
grafik di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kegiatan siswa dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan. Motivasi belajar siswa
semakin meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing.
2. Hasil Belajar Siswa
Untuk tercapainya tujuan pembelajaran,
maka diadakan evaluasi berupa post test. Post test pada siklus II mengalami
peningkatan daripada siklus I. Di bawah
ini adalah daftar nilai pada post test
siklus I dan siklus II.
Tabel 4.7
Daftar Nilai Post
test Siklus I dan Siklus II
No.
|
Nama
Siswa
|
Perolehan Nilai
|
|
|
|
Siklus I
|
Siklus II
|
1.
|
Akbar
Ferdiansyah
|
80
|
93
|
2.
|
Amelia
Wijaya
|
70
|
83
|
3.
|
Asep
Maulana Akbar
|
80
|
90
|
4.
|
Eky
Prasetyo
|
60
|
70
|
5.
|
Fajar
Topik Hidayat
|
70
|
90
|
6.
|
Ilham
Ramadhan
|
70
|
80
|
7.
|
Lutfhi
Kamal
|
70
|
83
|
8.
|
M.
Yusuf Mutaqin
|
70
|
83
|
9.
|
Muhammad
Nur Iman
|
80
|
90
|
10.
|
Oki
Hadiansyah
|
50
|
70
|
11.
|
Restu
Badriatul Insan
|
90
|
100
|
12.
|
Rio
Fadilatulail
|
90
|
100
|
13.
|
Riska
Piliyaningsih
|
80
|
80
|
14.
|
Sahrul
Romadhona
|
90
|
100
|
15.
|
Siti
Komalasari
|
50
|
66
|
16.
|
Siti
Nurmayunita
|
80
|
80
|
|
Jumlah
|
1180
|
1358
|
|
Rata-rata
|
73,75
|
84,88
|
Dari data di atas dapat digambarkan
dalam bentuk diagran sebagai berikut :
Tabel
4.8
Diagram
Rata-rata Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS
Model
Kooperatif Snowball Throwing Siklus I
dan Siklus II.
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, maka dapat dipresentasikan bahwa
hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,13.
Ini dapat dilihat dari perolehan nilai akhir setiap siklusnya mengalami
peningkatan. Dengan demikian hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN Leuwiranji 04
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor dengan mengambil judul : “ Upaya Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Pembelajaran
IPS Kelas 6 di SDN Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor “. Maka
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Respon
siswa terhadap penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada pembelajaran IPS tentang globalisasi
dapat meningkatkan aktivitas siswa ke arah yang positif.
2. Penerapan
model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
pada pembelajaran IPS Kelas 6 di SDN Leuwiranji 04. Hal ini dapat dilihat dari
data hasil observasi, berdasarkan data
pada tabel dan diagram tersebut hasil
rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan dari rata-rata 2,29 menjadi
3,61.
3. Penerapan
model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi rata-rata hasil post test belajar
siswa pada setiap siklusnya mengalami
peningkatan yang baik. Dari data yang diperoleh hasil rata-rata belajar siswa
naik dari 73,75 menjadi 84,88. Hal ini juga
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran IPS tentang
globalisasi.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajara siswa.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan :
1. Diharapkan
guru dapat lebih mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat, agar kegiatan pembelajaran tidak monoton, sehingga dapat memotivasi belajar siswa dan
pembelajaranpun mendapatkan hasil yang lebih baik. Seperti yang dilakukan oleh
peneliti ini, dengan menggunakan dan menerapkan model pembelajaran Snowball
Throwing pada pembelajaran IPS kelas 6 tentang
materi globalisasi dapat memberikan beberapa keuntungan diantaranya : meningkatkan
kemampuan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari teman atau guru,
menghargai pendapaat orang lain, bekerja dalam kelompok ahli, menjelaskan ke
kelompok asal dan hasil belajar siswapun mengalami peningkatan dengan baik.
Salah satu keberhasilan pembelajaran
IPS siswa bukan hanya pada kemampuan guru menjelaskan materi secara detail,
tetapi tergantung pula pada kesungguhan dan ketekunan siswa dalam mempelajaari
IPS
DAFTAR
PUSTAKA
Agus Supriyono, Cooperatif
Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009
Dimyati dan Mujiono, Belajar
dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta,
2006
Mendiknas.
2006. Bahan Sosialisasi KTSP.
Depdiknas: Jakarta.
Depdiknas,
Diklat/Bimtek KTSP, 2009.
Sukirman
D dan Jumhana N, Perencanaan Pembelajaran, Bandung : UPI Press, 2007.
Winataputra,
Udin, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka, 2005.
Zulkifli
E, Yusnandar E, Strategi Belajar Mengajar, Serang : UPI Serang, 2003.
Hersey & Blanchard. (1993). Management of organizational behavior –
utilizing human resources. Sixth Edition. New Jersey : Prentice Hall
International.Inc.
Ellis, Arthur K.1998.Teching and Learning Elementary Social Studies.Allyn & Bacon:
Needham Heights
Degeng,
Nyoman S. Tanpa tahun. Teori Pembelajaran 1: Taksonomi Variabel. Malang:
Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Terbuka.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VI MATERI
GLOBALISASI DI SDN LEUWIRANJI 04 KECAMATAN RUMPIN KABUPATEN BOGOR
Oleh :
NURHAYATI,S.Pd.
SEKOLAH
DASAR NEGERI LEUWIRANJI 01 KECAMATAN RUMPIN
KABUPATEN BOGOR
2011
LEMBAR PENGESAHAN
1.
Judul : Upaya Peningkatan motivasi
Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran
Snowball Throwing pada Pembelajaran IPS Kelas
VI Materi Globalisasi
di SDN Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin Kabupaten
Bogor.
2. Identitas Peneliti
No.
|
Nama Peneliti
|
NIP
|
Gol/
Ruang
|
Jabatan
|
Unit Kerja
|
1.
|
Supriyati,S.Pd
|
197202131999032006
|
III B
|
Guru Madya TK I
|
SDN. Leuwiranji 04
|
2.
|
Nurhayati,S.pd
|
197707131999032006
|
III B
|
Madya TK I
|
SDN. Leuwiranji 01
|
3.
|
Ugum Gumelar,S.Pd
|
196112021983051001
|
IV A
|
|
SDN. Malahpar
|
4.
|
Ayub, S.Pd
|
|
|
|
SDN Leuwiranji 02
|
5.
|
Syuhada
|
|
|
GTT
|
SDN Leuwiranji 03
|
6.
|
Ade Syafrudin,S.Pdi
|
196108051983081001
|
IV A
|
|
SDN Leuwiranji 02
|
7.
|
Rawat
|
|
|
GTT
|
SDN Leuwiranji 02
|
3. Lokasi Penelitian : SDN Leuwiranji 04
4. Lama Penelitian : 2 Bulan ( Pebruari – April 2011)
5. Biaya Penelitian : Kelompok Peneliti
Rumpin,
02 April 2011 Mengetahui/
Mengesahkan
Kepala Sekolah Peneliti
SOBIRIN,S.Pd. NURHAYATI,S.Pd. NIP. 196207161984121001 NIP. 197707131999032006
ABSTRAK
NURHAYATI,S.Pd, 2011. “ Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing
dalam Pembelajaran IPS Kelas VI Pada Materi Globalisasi di SDN Leuwiranji 04
Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor”.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Leuwiranji 04 Kecamatan
Rumpin kabupaten Bogor. Waktu Pelaksanaan sesuai jadwal pelajaran yang ada di
kelas VI. Pelakasanaan dimulai dari
tanggal Pebruari sampai 02 April 2011.
Adapun subyek penelitiannya adalah siswa kelas VI SDN Leuwiranji 04 Tahun
pelajaran 2010-2011.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu : Perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi sebanyak dua
siklus dengan dua kali pertemuan setiap siklusnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS
di kelas VI pada materi globalisasi dengan menggunakan model pembelajaran
Snowball Throwing.
Dari sebuah hipotesis yang dirumuskan bahwa, “
Dengan menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing pada Pembelajaran IPS Kelas VI materi
globalisasi , maka motivasi belajar
siswa di SDN Leuwiranji 04 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor akan meningkat”.
Untuk menguji kebenaran hipotesis ini, peneliti segera
mengadakan penelitian dengan mengambil sample 16 siswa kelas VI SDN Leuwiranji
04 sebagai pelaksanaan tindakan.
Hasil kegiatan tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
1. Nilai post test siklus I dengan nilai rata-rata hasil
belajar siswa 73,75
2. Nilai post test siklus II nilai rata-rata hasil belajar
siswa meningkat menjadi 84,88.
3. Kegiatan motivasi siswa pada siklus I dengan rata-rata
siswa2,29.
4. Kegiatan motivasi siswa pada siklus II meningkat menjadi
3,61.
Dari hasil kegiatan
tindakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan tindakan dari setiap
siklusnya mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat
hasil belajar siswa, motivasi siswa, serta respon siswa yang semakin baik. Ini
membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran
IPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan hidayahnya yang diberikan kepada penulis, sehingga laporan
penelitian tindakan kelas ini dapat diselesaikan pada waktu yang telah
ditetapkan.
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dibuat sebagai tugas tagihan KKG BERMUTU
yang diselenggarakan di tempat penulis bertugas.
Dalam penelitian ini
banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dihadapi terutama pengetahuan
kami tentang PTK ini. Namun berkat bantuan, motivasi, dan bimbingan semua pihak,
akhirnya semua dapat diatasi.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.
Sobirin,
S.Pd., Sebagai Kepala Sekolah SDN Leuwiranji 04 yang memberikan masukan, motivasi, bimbingan, serta ijin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian ini.
2.
Sugeng,
S.Pd., Sebagai Ketua Gugus 01 Desa Sukamulya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor
yang telah memberikan fasilitas tempat untuk berlangsungnya kegiatan KKG
BERMUTU.
3.
Asep
Saepullah, M.Pd, sebagai pemberi materi PTK KKG BERMUTU kabupaten Bogor.
4.
Ketua
KKG dan Pengurus dan pemandu yang menyelenggarakan kegiatan KKG BERMUTU.
5.
Rekan-rekan
guru sebagai teman berkolaborasi dalam penelitian tindakan ini.
6.
Suami,
istri, serta anak-anakku tercinta yang menjadi motivator dalam penyelesaian
laporan penelitian tindakan ini.
7.
Pihak-pihak
terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas terselesaikannya laporan
penelitian.
Penulis menyadari bawa PTK ini masih banyak
kekurangan dari berbagai hal, karena
keterbatasan penulis terutama pengetahuan penulis tentang Penelitian tindakan
kelas ini. Kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan PTK di masa
berikutnya.
Semoga PTK ini bermanfaat untuk peningkatan pembelajaran
di sekolah, Amin.
Rumpin, 02 April 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
ABSTRAK..................................................................................................iii
KATA
PENGANTAR................................................................................v
DAFTAR
ISI..............................................................................................vii
DAFTAR
TABEL......................................................................................ix
DAFTAR
GRAFIK....................................................................................x
DAFTAR
LAMPIRAN..............................................................................xi
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.
Latar
Belakang Masalah................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................. 3
C.
Tujuan
Penelitian.............................................................................. 4
D.
Manfaat
Penelitian............................................................................ 4
E.
Definisi
Operasional......................................................................... 4
BAB II KAJIAN
TEORITIS....................................................................... 6
A.
Kajian
teori....................................................................................... 6
1.
Hakekat
Motivasi Belajar.......................................................... 7
2.
Model
Pembelajaran Cooperatif Snowball Throwing.............. 10
3.
Pembelajaran
IPS....................................................................... 14
B.
Kerangka
Berfikir............................................................................. 17
C.
Hipotesis
Tindakan............................................................................ 19
BAB III PELAKSANAAN
PENELITIAN.................................................. 20
A.
Jenis
Penelitian.................................................................................. 20
B.
Setting
Penelitian............................................................................... 20
C.
Subyek
Penelitian.............................................................................. 20
D.
Sumber
Data dan Teknik pengumpulan Data................................... 20
E.
Instrumen
penelitian......................................................................... 21
F.
Teknik
Analisis Data........................................................................ 21
G.
Tahap-tahap
Penelitian Siklus I dan Siklus II.................................... 21
H.
Jadwal
Pelaksanaan............................................................................. 22
I.
Perkiraan
Biaya Penelitian................................................................. 23
J.
Tim
Peneliti........................................................................................ 23
BAB IV HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 24
A.
Hasil
penelitian................................................................................. 24
1.
Siklus
I........................................................................................ 24
2.
Siklus
II....................................................................................... 27
B.
Pembahasan.
Hasil Penelitian............................................................ 31
1.
Kegiatan
Siswa............................................................................. 31
2.
Hasil
Belajar siswa...................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN
DAN SARAN........................................................ 35
A.
Kesimpulan........................................................................................ 35
B.
Saran.................................................................................................. 35
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................37
LAMPIRAN –
LAMPIRAN...............................................................................
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil
Pengamatan kegiatan siklus
I......................................................25
Tabel 4.2. Hasil
post tes siklus
I............................................................................26
Tabel 4.3 Hasil
pengamatan kegiatan siklus
II......................................................29
Tabel 4.4 Hasil
post tes siklus II............................................................................29
Tabel 4.5 Kegiatan
Siswa pada Pembelajaran kooperatif Snowball Throwing Siklus
I dan siklus II..............................................................................................32
Tabel 4.7 Daftar Nilai Post test Siklus I dan
Siklus II..........................................33
Tabel 4.8 Diagram Rata-rata Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Model Kooperatif Snowball Throwing Siklus I dan Siklus II........................................34
DAFTAR
GRAFIK
Tabel 4.6 Diagram Rata-rata Kegiatan Siswa Pada
Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing Siklus I dan II.......................................................................32
Tabel 4.8 Diagram Rata-rata Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS Model Kooperatif Snowball Throwing Siklus I dan Siklus II........................................34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
RPP
SiklusI……………………………………………………………………………..…1
Lembar
Kerja Siswa ( LKS) Siklus I……………………………………………….……..5
Rubrik
pengamatan kegiatan bertanya I……………………………………………….….6
Soal-soal
tes tertulis siklus I……………………………………………………………....8
Daftar
hasil tes tertulis siklus I……………………………………………………..……..9
RPP
Siklus II……………………………………………………………………………..10
Lembar
Kerja Siswa (LKS) siklus II……………………………………………………..14
Rubrik
pengamatan kegiatan bertanya siklus II………………………………………….15
Daftar
hasil tes siklus I…………………………………………………………………..17
Soal-soal
tes tertulis siklus II…………………………………………………………….18
Lembar
observasi pembelajaran…………………………………………………………20
Foto
kegiatan pembelajaran……………………………………………………………...21
CasinoTopDo Casino - All-In-One review of our casino
BalasHapusRead wall street bets our CasinoTopDo Casino review of every aspect, from the 텍사스홀덤 live 승부사 온라인 환전 casino to the 해외사이트 live games and bonuses offered. Find 호반 그래프 out which is best and where